Tuesday, November 22, 2011

Mitos - Bandar Atlantis #Part Last

Mitos Bandar Atlantis #Part 1
Mitos Bandar Atlantis #Part 2

Banjir Kiriman Dewa Taufan

BANGSA Celtic, nenek moyang bangsa Spanyol, dan kaum Basque, juga punya tradisi yang menyebut bahawa kampung halaman mereka ada di samudera sebelah barat. Bangsa Gauls di Perancis, terutama suku bangsa di sebelah barat, punya legenda bahwa nenek moyang mereka datang dari tengah samudera barat, sebagai akibat bencana yang menghancurkan negeri asalnya.

Suku-suku kuno di Afrika juga mempunyai cerita dalam tradisi mereka yang menyebut adanya ''benua'' di sebelah barat Afrika. Suku-suku Afrika ini menyebut bangsa penghuni daratan itu sebagai ''Atarantes'' dan ''Atlantioi''. Sementara pada seberang lain Samudra Atlantik, di Kepulauan Canary, ada suku penghuni gua kuno yang menyebut diri ''Atalaya''. Mereka pun punya dongeng tentang tenggelamnya Atlantis.

Sementara itu, bangsa-bangsa Arab memiliki legenda tentang kaum ''Ad'' yang musnah dihancurkan banjir yang dikirim Tuhan sebagai hukuman atas dosa-dosa mereka. Bahkan, menurut Charles Berlitz, para fanatisi Atlantis percaya adanya kemungkinan bahawa Adam (Ad-am) tidaklah merujuk pada manusia pertama, tapi ras pertama.

Di Amerika Selatan dan Amerika Utara, majoriti suku Indian mempunyai legenda yang menceritakan bahwa nenek moyang mereka adalah manusia super yang datang dari arah timur. Bangsa Aztec, misalnya, melestarikan nama ''Aztlan'', negeri asal nenek moyang mereka, sebagai nama suku. Quetzalcoatl, dewa kaum Aztec dan bangsa Meksiko, disebut sebagai laki-laki kulit putih yang penuh cambang.

Dewa ini, menurut legenda, datang ke Lembah Meksiko dari tengah samudera untuk mengajarkan peradaban baru. Dalam kitab suci bangsa Quiche Maya, terdapat kisah tentang negeri di timur, tempat nenek moyang kaum Quiche Maya sempat hidup dalam syurga ideal ''kala kaum putih dan hitam hidup dalam perdamaian sejati'', sebelum dewa Taufan (Hurricane) marah dan mengirimkan banjir ke bumi.

Kepercayaan, atau legenda, tentang adanya banjir besar yang memusnahkan peradaban juga menjadi alasan lain yang menyebabkan banyak orang meyakini keberadaan Atlantis. Hampir seluruh peradaban memang memiliki legenda tersendiri tentang banjir besar yang menghancurkan, yang menyisihkan sebahagian kecil orang yang selamat untuk melanjutkan kehidupan di tempat lain.



Piramid Bertaburan di Amerika Tengah

DALAM bentuk yang sedikit berbeza, legenda semacam ini hidup pada bangsa-bangsa Babylonia, Persia, Mesir, Yunani, Italia, Cina, India, dan hampir seluruh bangsa Asia. Legenda tentang banjir ini bahkan juga hidup di kalangan Indian Amerika. Pada banyak suku Indian, malah hidup legenda bahwa nenek moyang mereka datang dari timur, dengan kapal yang selamat dari banjir besar.

Tapi, tak hanya legenda yang membuat argumen Atlantis sebagai asal peradaban laku dipercayai. Bukti-bukti arkeologi besar sempat membuat teori ''asal tunggal peradaban'' ini makin kuat. Beberapa peradaban kuno ternyata memiliki kesamaan, padahal letak mereka begitu berjauhan. Lihat saja kesamaan antara piramid di Mesir dan piramid-piramid di belahan lain Samudera Atlantik.

Penemuan arkeologi menunjukkan, betapa Amerika Tengah ternyata penuh dengan piramid. Bangsa Toltec, bangsa Aztec, bangsa Teotihuacan, dan bangsa Maya, semua memiliki piramid. Lalu, siapa yang membangun piramid-piramid itu? Apa hubungannya dengan piramid Mesir yang bentuk serta teknologinya sangat mirip?

Bangsa-bangsa yang terpisah jarak begitu jauh ini ternyata memiliki kesamaan begitu besar. ''Di Mesir terdapat piramid, di Mexico juga ada. Tentu muncul dugaan bahawa kedua jenis piramid itu berasal dari sumber yang sama,'' kata Dr. Ken Feder, arkeolog pada Central Connecticut State University, dalam ''Atlantis Uncovered'', program spesial televisi BBC, yang ditayangkan 28 Oktober 1999.

Tak hanya itu, ilmu pengetahuan juga menjelaskan tentang mengapa beberapa peradaban yang terpisah jauh itu sama-sama menulis dengan hieroglif. Juga menjelaskan, mengapa kebudayaan-kebudayaan itu memiliki pemahaman astronomi dan keagamaan yang begitu mirip. Bagi Ignatius Donnelly dan pengikutnya, yang percaya pada asal-usul tunggal peradaban, jawaban pertanyaan itu jelas belaka.

Semua membuktikan bahwa Atlantis memang pernah benar-benar ada. Teori Atlantis ini memang sangat masuk akal. Dan bukan hanya kaum awam yang percaya. Kepada BBC, Dr. Ken Feder menceritakan bahwa setiap tahun, empat dari lima mahasiswa arkeologi di kelasnya percaya bahwa Atlantis kemungkinan besar memang pernah ada.



Bukti-bukti Baru Terus Bermunculan

NAMUN, secara umum, para arkeologi ternama kini tetap memandang teori Atlantis hanya sebagai teori. Semua keraguan itu bermula dari revolusi yang terjadi pada ilmu arkeologi pada 1950-an. Pada dekad itu, ditemukannya teknologi carbon dating boleh dikatakan telah mengubah secara dramatik cara arkeologi memandang peninggalan masa lalu.

Dengan carbon dating, untuk pertama kalinya para arkeologi dan saintis boleh menetapkan usia pasti peninggalan arkeologi dengan menguji unsur kimia sampel kawasan itu. Hasil penelitian carbon dating ternyata menunjukkan bahwa piramid-piramid yang dipisahkan jarak di kedua sisi Samudra Atlantik itu dibangun pada masa yang tak berdekatan.

Para arkeologi juga menemukan bahawa piramid Mesir dan piramid Maya dibangun dengan cara dan teknik yang sama sekali berbeda. Adapun soal bentuk? Jawapannya --menurut para arkeolog-- sederhana saja: unsur-unsur pada dua peradaban itu belum mengenal teknologi kubah untuk membangun konstraksi ekstra tinggi. Bentuk piramid adalah konstraksi paling sederhana yang mereka kenal.

Jika piramid tak boleh membuktikan kebenaran teori Atlantis Donnelly, bagaimana dengan tulisan hieroglif pada kebudayaan Maya dan Mesir kuno? ''Kalau boleh membaca hieroglif Mesir kuno, apakah Anda boleh membaca sembarang hieroglif Maya? Jawabannya: tidak. Dua kebudayaan tulis itu sama sekali tak mempunyai simbol dan teknik yang sama,'' kata Dr. Ken Feder.

Apa pun bukti dan teori yang dikemukakan para arkeologi untuk menidakkan teori Atlantis, jumlah mereka yang percaya ternyata tak pernah berkurang. Bukti-bukti baru mengenai keberadaan Atlantis pun terus bermunculan. Pada 1968, misalnya, Dr. Manson Valentine menemukan runtuhan yang kemudian ternama dengan sebutan ''Bimini Road''.

Jalan Bimini itu adalah sejumlah tembok, jalan, dan dermaga yang tersembunyi di kedalaman, di sebelah timur Bimini Utara. Temuan itu sekali lagi menyebabkan kontroversi keberadaan Atlantis menjadi pembicaraan ramai. Bagi para saintis penentang teori Atlantis, ''Bimini Road'' tak lebih dari sekumpulan karang dan bebatuan laut biasa.


Perdana Menteri Inggris Mencari Atlantis

TAPI, bagi mereka yang percaya, tak mungkin ada bebatuan laut yang membentuk pola-pola sedemikian rapi, dalam skala yang begitu besar. Juga, apakah mungkin ada sekumpulan bebatuan laut yang secara kebetulan memiliki bentuk semacam tiang-tiang besar sejenis di bawah permukaannya? Bagi kaum yang percaya, ditemukannya ''Bimini Road'' adalah kebenaran ramalan Edgar Cayce.

Edgar Cayce adalah seorang paranormal asal Virginia, Amerika Syarikat, peramal fenomena-fenomena supranatural yang meninggal pada 1945. Pada masa hidupnya, Edgar Cayce telah melakukan ratusan "interview" dengan ''alam gaib'' serta amatan spiritual yang membuktikan bahwa Atlantis memang pernah benar-benar ada. Uniknya, pada 1940, Edgar Cayce telah meramalkan penemuan Jalan Bimini oleh Dr. Manson Valentine.

''Poseidia akan menjadi bahagian Atlantis yang paling awal muncul ke permukaan bumi. Pada 1968 paling terlambat,'' kata Edgar Cayce. Paranormal ini juga telah menyebutkan bahawa Poseidia, bahagian paling barat dari Atlantis, akan muncul di dekat Bimini. Menurut Edgar Cayce, bahagian yang muncul di kedalaman 18.000 kaki di Bimini adalah titik tertinggi dari benua hilang yang tenggelam itu.

Layaknya sebuah legenda, kebenaran Atlantis boleh jadi akan selalu menjadi misteri. Yang jelas, sebagai legenda, peradaban Atlantis telah mempengaruhi banyak figure besar dalam sejarah. Menurut Charles Berlitz, dalam The Mystery of Atlantis, Christopher Columbus pun terpengaruh oleh legenda ini. Ia termasuk tergoda mencari ''Antilia'', nama lain Atlantis, sebelum akhirnya menemukan Amerika.

Pada akhir abad ke-19, William Gladstone, Perdana Menteri Inggeris pada pemerintahan Ratu Victoria, sempat secara rasmi meminta parlimen menyiapkan undang-undang yang menjamin penyediaan dana bagi ekspedisi pencarian Atlantis. Namun, permintaan Gladstone itu akhirnya ditolak sebahagian besar anggota parlimen.

Legenda Atlantis ternyata juga merupakan sumber ideologi Nazi. Walau jarang diungkap, kepercayaan Nazi bahwa ras Arya adalah ras paling mulia jelas-jelas didasarkan pada legenda Atlantis. Dalam dokumen-dokumen rahasia Nazi tertulis jelas bahwa Heinrich Himmler, pemimpin SS, satuan elite Nazi, pernah meminta para ilmuwan Jerman untuk membuktikan bahwa ras Arya adalah keturunan langsung dari ras super penghuni Atlantis.
Comments
0 Comments

0 comments:

Post a Comment